MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS DAN FSIKOLOGIS

A.PENDAHULUAN
Dalam pandangan Islam, manusia merupakan ‘entity yang unik. Keunikannya terletak pada wujudnya yang multi-dimensi, bahkan awal penciptaannya didialogkan langsung oleh Allah SWT degan para malaikat sehingga jadilah manusia makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna. Karena kesempurnaan dan kemuliaannya Allah memberikan keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan manusia berhak mengungguli makhluk lainnya. Di antara keistimewaan- keistimewaannya adalah diangkatnya manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia merupakan makhluk berpikir yang menggunakan bahasa sebagai medianya; manusia merupakan makhluk tiga dimensi seperti segitiga sama kaki, yang kaki-kakinya terdiri dari tubuh, akal, dan ruh; manusia mempunyai motivasi dan kebutuhan,manusia juga mempunyai keluwesan sifat yang selalu berubah melalui interaksi pendidikan .
Mencermati uraian di atas, wacana untuk menjadikan pendidikan yang lebih manusiawi semakin marak—dengan memperhatikan sifat, kebutuhan, dan potensi dasar manusia—, maka pemahaman tentang hal ihwal manusia menjadi sangat penting. Oleh karena itu, setiap rumusan pendidikan berawal dari konsep dasar manusia dalam berbagai dimensinya, yang merupakan refleksi dari pemikiran-pemikiran dinamis atau kenyataan-kenyataan empirik. Antara konsep dasar pendidikan dan konsep dasar manusia terdapat hubungan yang erat. Tanpa berorientasi pada manusia sebagai acuan dasarnya, rumusan-rumusan teoretis pendidikan akan mengalami stagnasi dan tidak berdaya dalam mengantisipasi perubahan. Praktik-praktik kependidikan tidak pelak lagi akan mengalami kegagalan, kecuali bila dibangun diatas konsep yang jelas mengenai sifat dasar manusia.
Begitu urgennya pemahaman tentang manusia dalam pendidikan sehingga at-Toumy dalam bukunya Falsafah Pendidikan Islam mengungkapkan bahwa penentuan sikap dan tanggapan tentang insan merupakan hal yang amat penting. Sebab insan merupakan unsur terpenting dalam 2 tiap usaha mendidik. Tanpa tanggapan dan sikap yang jelas tentang insan, pendidikan akan meraba- raba .
Manusia dalam dunia pendidikan,menempati posisi sentral (central position),karena manusia di samping dipandang sebagai subjek sekaligus juga objek pendidikan . Sebagai subjek manusia menentukan corak dan arah pendidikan,sedangkan sebagai objek,manusia menjadi focus perhatian segala aktivitas pendidikan .
Berdasarkan beberapa uraian di atas, makalah sederhana ini akan mencoba mengeksplorasi tentang hakikat manusia dalam pendidikan Islam yang pembahasannya meliputi; pandangan Nabi tentang manusia sebagai makhluk biologis dan fsikologis.

B. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS DAN FSIKOLOGIS
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
[رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Al Bukhori meriwayatkan hadis tersebut dengan kalimat berikut:
حدثنا أبو الوليد هشام بن عبد الملك: حدثنا شعبة: أنبأني سليمان الأعمش قال: سمعت زيد بن وهب، عن عبد الله قال:
حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهو الصادق المصدوق، قال: (إن أحدكم يجمع في بطن أمه أربعين يوماً، ثم علقة مثل ذلك، ثم يكون مضغة مثل ذلك، ثم يبعث الله ملكاً فيؤمر بأربعة: برزقه وأجله، وشقي أو سعيد، فوالله إن أحدكم – أو: الرجل – يعمل بعمل أهل النار، حتى ما يكون بينه وبينها غير باع أو ذراع، فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها، وإن الرجل ليعمل بعمل أهل الجنة، حتى ما يكون بينه وبينها غير ذراع أو ذراعين، فيسبق عليه الكتاب، فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها).
قال آدم: (إلا ذراع).

Dalam Kitab Muslim, hadis tersebut menggunakan redaksi di bawah ini :
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا أبو معاوية ووكيع. ح وحدثنا محمد بن عبدالله بن نمير الهمداني (واللفظ له). حدثنا أبي وأبو معاوية ووكيع. قالوا: حدثنا الأعمش عن زيد بن وهب، عن عبدالله قال:
حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهو الصادق المصدوق “إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما. ثم يكون في ذلك علقة مثل ذلك. ثم يكون في ذلك مضغة مثل ذلك. ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح. ويؤمر بأربع كلمات: بكتب رزقه، وأجله، وعمله، وشقي أو سعيد. فوالذي لا إله غيره! إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع. فيسبق عليه الكتاب. فيعمل بعمل أهل النار. فيدخلها. وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار. حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع. فيسبق عليه الكتاب. فيعمل بعمل أهل الجنة. فيدخلها”.
Hadis senada diriwayatkan pula oleh Imam Abu Daud
حدثنا حفص بن عمر النمري، ثنا شعبة، ح وثنا محمد بن كثير، أخبرنا سفيان، المعنى واحد، والإِخبار في حديث سفيان، عن الأعمش قال: ثنا زيد بن وهب، ثنا عبد اللّه بن مسعود قال:
حدثنا رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم وهو الصادق المصدوق: “إنَّ خلق أحدكم يجمع في بطن أمِّه أربعين يوماً، ثمَّ يكون علقةً مثل ذلك، ثم يكون مضغةً مثل ذلك، ثم يبعث اللّه إليه ملكاً ويؤمر بأربع كلماتٍ فيكتب رزقه وأجله وعمله ثمَّ يكتب شقيٌّ أو سعيدٌ، ثم ينفخ فيه الروح، فإِن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراعٌ، أو قيدٌ ذراعٍ، فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها، وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراعٌ، أو قيد ذراع، فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها”.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dengan matan :
حدثنا هنادٌ أخبرنا أبو معاوية عن الأعمش عن زيد بن وهب عن عبد الله بن مسعود قال: حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق (إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه في أربعين يوما ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك ثم يرسل الله إليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع يكتب رزقه وأجله وعمله وشقي وسعيدٌ فوالذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراعٌ ثم يسبق عليه الكتاب فيختم له بعمل أهل النار فيدخلها وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراعٌ ثم يسبق عليه الكتاب فيختم له بعمل أهل الجنة فيدخلها) .

Dari empat kitab hadis tersebut hanya Abu Daud yang meletakan hadis tersebut pada Bab Sunnah, sedangkan Bukhori, Muslim dan Tirmidzi memasukan hadis tersebut pada Bab Qodar.
Dari segi periwayatan, bisa digambarkan pada Tabel berikut ini:
Imam Bukhori Imam Muslim Imam Tirmidzi Imam Abu Daud
Abu Al Walid Abu Bakr bin Abi Syaibah Muhamad bin Abdullah bin al Numair al Mahdany Hunad Hafs bin Amr al Numairy
Syu’bah Abu Muawiyah wa Waki’ Abu Muawiyah Syu’bah
Al Amsy Al Amsy Al Amsy Muahad bin Katsir
Jaid bin Wahab Jaid bin Wahab Jaid bin Wahab Sofyan
Abdullah Abdullah Abdullah bin Mas’ud Al Amsy
Jaid bin Wahab
Abdullah bin Mas’ud
Secara umum redaksi hadis dari ke empat riwayat tersebut relative sama, kecuali beberapa kata pada akhir hadis tersebut. Perbedaan tersebut bias kita lihat pada contoh perbedaan dalam table di bawah ini:
Imam Bukhori Imam Muslim Imam Tirmidzi Imam Abu Daud
ثم يكون في ذلك
، ثم يبعث الله ملكاً فيؤمر بأربعة . ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح. ويؤمر بأربع كلمات
. فوالذي لا إله غيره
أو ذراعين، ، أو قيد ذراع
dll
Imam Tirmidzi menilai hadis ini termasuk hadis hasan dan Shahih .
C. PENJELASAN
Meskipun umumnya para ulama memberikan penjelasan terhadap hadis ini berkaitan dengan taqdir manusia , tetapi hadis ini juga mengandung indikasi karakter dasar manusia, yakni struktur tubuh manusia memiliki proses biologis yang sama. Fase- fase tumbuh kembang manusia sejak janin hingga lahir hingga proyeksi perkembangan setelah kelahiran. Fase- fase tersebut mencakup pembuahan, zygot, dan janin. Pada saat janin terbentuk, maka pada saat yang sama Allah memberikan Ruh ke dalam jasad biologis tersebut yang ketika telah bersatu timbulah potensi fsikologis manusia (nafs/insan) serta proyeksi kehidupan pascanatalis .
Untuk dapat memahami tentang hakikat manusia dalam Islam, kita dapat menelusuri terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan oleh al-Qur’an untuk menunjuk manusia. Ada tiga istilah kunci yang digunakan al-Qur’an untuk menunjuk manusia, yaitu al-insan, al-basyar, dan an-nas .
Kata insan berasal dari kata al-ins, yang dalam bentuk jamaknya adalah anasiy, nas, unasi insiyyu, yang berarti jinak atau lunak. Akan tetapi, dalam al-Qur’an kata- kata tersebut selalu disebut bersamaan dengan kata al-jin —kata yang merupakan lawan— yang berarti buas .
Kata unasi disebut lima kali dalam al-Qur’an (2: 60; 7: 82; 70:160; 17: 71; 27: 56) dan menunjukkan kelompok atau golongan manusia. Dalam Q.S. 2: 60, misalnya, unas digunakan
untuk menunjukkan 12 golongan dalamBani Israil.Surat 17: 21dengan jelas menunjukkan makna ini pada hari kami memangil setiap unas dengan imam mereka.
Kata anasiy hanya disebut satu kali (25: 49). Anasiy adalah bentuk jamak dari insan, dengan mengganti nun atau ya atau boleh juga bentuk jamak dari insiy, seperti kursiy, menjadi karasiy, yang merupakan bentuk lain dari insan . Kata ins disebut 18 kali dalam al-Qur’an dan selalu dihubungkan dengan jin sebagai pasangan makhluk manusia yang mukallaf (6: 112, 128, 130, 7 : 38, 179; 17 : 88, 27: 17; 41:25, 29; 46 :18; 51:56;55:33,39,56,74;72:5,6).
Kata insan disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 65 kali dalam 63 ayat, kata an-nas 241 kali dalam225ayat,kataunasi5kalidalam5ayat,kata anasi dan unsiya masing-masing1kali dalam 1 ayat, basyar 36 kali dalam36 ayat, dan bani Adam7 kali .Kata insan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama, insan dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negatif diri manusia . Ketiga, insane dihubungkan dengan proses penciptaan manusia .
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang lunak/jinak, tempat dia memiliki kemampuan untuk adaptif dengan perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya. Sementara itu, kata basyar berasal dari kata basyarah yang berarti permukaan kulit, wajah, dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. al-Bazrah mengartikannya sebagai kulit luar, al- Lais mengartikannya sebagai permukaan kulit pada tubuh manusia. Oleh karena itu, kata mubasyarah diartikan juga sebagai mulamasah —sentuhan kulit laki-laki dan perempuan sehingga sering pula diartikan dengan liwat, jima’,persetubuhan.
Kata basyar disebut 27 kali dalam seluruh ayat tersebut.Kata basyar memberikan referensi pada manusia sebagai makhluk biologis. Lihatlah bagaimana Maryam berkata, “Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku tidak disentuh basyar (manusia)” .
Dalam ayat yang lain Nabi Muhammad SAW, disuruh Allah menegaskan bahwa secara biologis ia seperti manusia yang lain. “Katakanlah, aku ini manusia biasa (basyar) sepertimu, hanya saja aku diberi wahyu, bahwaTuhan mu ialah Tuhan yang satu” . Dengan demikian, kata basyar selalu dihubungkan dengan sifat-sifat biologis manusia: makan, minum, seks, dan lain-lain .
Dari penjelasan tersebut kita bias melihat bahwa al Quran memberikan isyarat terhadap potensi azasi manusia, yakni potensi biologis (jasmani) dan fsikologis (rohani), yang dapat dirangkum dalam hadis tersebut di atas. Potensi- potensi tersebut dapat teraktualisasi dalam aksi (amal) 2 dimensi, yakni positif dan negative.
D. IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN
Berdasarkan asumsi bahwa formulasi manusia terdiri dari unsure biologis dan fsikologis, maka sudah barang tentu pendidikan harus berpijak pada pertimbangan tersebut sehingga pada akhirnya didapat hasil yang optimal. Dengan potensi yang dimilikinya, Allah menempatkan manusia pada posisi yang mulia, tetapi dengan hal yang sama manusia juga dapat menjadi lebih rendah dari binatang. Dari itu sudah seyogyanya pendidikan haruslah mampu mengarahkan dan mengoptimalkan potensi tersebut kea rah yang posotif dan meminimalisasi perkembangan negativitas perilaku sebagai efek dari perkembangan manusia yang salah.
Dari potensi-potensi dasar tersebut juga menunjukkan pada kita akan pentingnya pendidikan untuk mengembangkan dan mengolah sampai di mana titik optimal itu dapat capai. Apalagi kita saksikan kondisi manusia pada waktu dilahirkan di dunia ini, mereka dalam keadaan yang sangat lemah , yang secara tidak langsung membutuhkan pertolongan dari kedua orangtuanya. Tanpa adanya pertolongan dan bimbingan kedua orangtuanya, maka bayi yang lahir dengan bentuk tubuh yang sempurna itu akan mengalami pertumbuhan secara tidak sempurna. Sebagaimana dialami oleh Mr. Singh, ketika menemukan dua orang anak manusia dalam sarang serigala. Kedua anak tersebut diasuh dan dibesarkan oleh serigala sehingga segala gerak gerik, kemampuan, dan tingkah lakunya sangat menyerupai serigala. Demikian halnya anak yang diasuh oleh monyet, maka ia juga akan menyerupai monyet .
Dengan demikian, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan kepribadian anak, potensi jasmaniah dan rohaniah tidak secara otomatis tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan adanya bimbingan, arahan, dan pendidikan. Oleh karena itu, penulis sependapat dengan ungkapan yang dilontarkan oleh Emmanuel Kant “manusia bisa menjadi manusia karena pendidikan”.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS DAN FSIKOLOGIS
Disusun untuk diseminarkan pada mata kuliah Hadis Tarbawy
Disusun Oleh:
Deni Nursamsi
NIM. 0861465

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2009
DAPTAR BACAAN
Al Quran
Abdul Munir Mulkhan
Nalar Spiritual Pendidikan Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002
Abudin Nata
Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997
Ancok, Djamaluddin dan Fuat Nashori Suroso
Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem- problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1994.
Asy-Syaibany, Omar Muhammad at-Toumy
Falsafah Pendidikan Islam. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta:BulanBintang. 1979.
Azyumardi Azra
Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, BintangPelajar,TT
Chabib Thoha
Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam Yogyakarta: Pustaka Pelajar, l996
Harun Nasution
Aqal dan Wahyu dalam Islam Jakarta: UI Press,l986
Imam al-Ghazali
Ihya’Ulumal-Din (Semarang: Thaha Putra,TT
Imam Barnadib
Filsafat Pendidikan Yogyakarta:AndiOfset,l996
Jalaluddin dan Usman Said
Filsafat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikirannya) (Jakarta: Raja GrafindoPersada,l994
Jalaluddin Rahmat
Sisi Pendidikan Islam, Konsep Peningkatan Sumber Daya Insani, dalam Makalah, 6 Mei, 1993
Maktabah Assamil, ebook
M. Qurashihab
Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudlu’I atas pelbagai Persoalan Umat (Bandung, Mizan, l996)
Mastuhu
Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Jakarta,INIS,l994
Musa Asy’ary, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam al-Qur‘an (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992
Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana PTA/ IAIN,Filsafat Pendidikan Islami(Jakarta:TP, 1983)
Ali Syari’ati
Tugas cendekiawan Muslim, Alih bahasa Salahuddin (Yogyakarta: Salahuddin Press,TT
Syed Sajjad Husain and Syed Ali Asyrof, Crisis in Muslim Education (Jeddah: Hodder and Strughton King Abdul AzizUniversity,1979

Leave a comment